Pendidikan Khusus Profesi Advokat Dewan Pimpinan Nasional Persatuan Advokat Indonesia Dan Profesi Advokat Berdasarkan Pasal 3 Ayat (1) Huruf F Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat
DOI:
https://doi.org/10.59024/faedah.v2i1.714Keywords:
Special Education for the Advocate Profession and the Advocate Profession.Abstract
Special Education for the Advocate Profession (PKPA) is a mandate from Law of the Republic of Indonesia Number 18 of 2003 concerning Advocates. Special Education for the Advocate Profession is a form of education that must be followed by someone with a bachelor's degree with a higher legal education background. Special Education for the Advocate Profession (PKPA) has relevance to the Law of the Republic of Indonesia Number 20 of 2003 concerning the National Education System (SISDIKNAS) which states that the types of education consist of general, vocational, professional, vocational, religious and special education. This Community Service activity aims to produce professional lawyers who are reliable, independent and responsible so that they are able to appear as enforcers of justice in administering justice honestly and in accordance with legal objectives, namely, legal justice, legal benefits and legal certainty for all by enforcing equality at the forefront. before the law. This activity was attended by 30 (thirty) prospective advocate participants which was held on October 14 2023 at Tangerang Raya Tiga Raksa University, Tangerang Regency. The method used by Service Learning (SL) is intended to integrate learning into the Special Education for the Advocate Profession (PKPA) or the partnership of the National Leadership Council of the Indonesian Advocates Association (DPN PERSADIN) with the Faculty of Law, University of Greater Tangerang (UNTARA). Apart from that, the Participatory Action Research (PAR) approach is oriented towards empowering participants in Special Education for the Advocate Profession (PKPA). This is due to the need and resolution of legal problems in society. Higher education officials must place society as the main actor in development and change. The result of this activity is to give birth to the profession of advocates and provide an understanding that Advocates are a profession that is noble, free, independent and responsible in upholding the law, and that the activities of this profession are guaranteed and protected by law for the sake of implementing the Rule of Law.
References
Afandi. A. (2013) Articipatory Action Researh (PAR) Metodologi Alternatif Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Transformatif Workshop Pengabdian Berbasis Riset di LP2M UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 53(9), 1689-1699.
Anita Sinaga. N. (2020). Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik, Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara, 10(2), 1-34, http//doi.org/10.35968/jh.v10i2.460.
Universitas Ibrahimy Situbondo Pendahuluan Untuk Menghadapi Tantangan & Pengaruh Perdagangan Bebas di Kawasan Asia, Kita harus Memaksimalkan Peran Pendidikan, 08(2), 110-132.
Boboy. J.T.B, Santoso. B, & Irawati. I, (2020). Penyelesaian Sengketa Pertanahan Melalui Mediasi Berdasarkan Teori Dean. G.Pruitt & Jeffrey. Z. Rubin. Notarius, 13(2), 803-818. http://doi.org/10.14710/nts.v13i2.31168.
Kharlie. A.T.. & Cholil. A. (2020). E-Chourt And E-Litigation ; The New Face Of Civil Court Pratices In Indonesia. International Jurnal Of Advanced Science And Technology, 29(2), 2206-2213.
Kurniati. N. (2016), “Mediasi-Arbitase” Untuk Penyelesaian Sengketa Tanah, Sosiohumaniora, 18(3), 197. http;//doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v18i3,10008.
Malik.P. Sampara.S. & Qamar.N. (2020), Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Negara Republik Indonesia Nomor 35/PUU-XVI/2018 Tentang Organisasi Advokat. Jurnal Of Lex Generalis (JLS), 1(7), 989-1011.
Mantili.R. (2021). Actio Pauliana, ebagai Upaya Perlindungan Bagi Kreditor Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata & Undang-Undang Kepailitan & Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Adhaper ; Jurnal Hukum Acara Perdata, 6(2), 21, http://doi.org/10.36913/jhaper.v6i2.127.
Maqfirah.R. Sipayung, Chairany Kartika & Lubis. F. (2023). Peran Penting Organisasi Advokat Dalam Membentuk Karekter Sesuai Dengan Kode Etik Keadvokatan Di Indonesia. As-Sy/10.47467/as.v5i3.2851.a’I ; Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga, 5(3), 713-723. http;//doi.org
Prasetio.E.R. & Rahmi.S. (2020). Kerugian Konstitusional Organisasi Advokat Dalam Menyelenggarakan Pendidikan Khusus Profesi Advokat Akibat Pemberlakuan PERMENRISTEK Nomor 5 Tahun 2019 tentang Program Profesi Advokat Eko Riki Prasetio, haufy Rahmi Abstrak. Jurnal Hukum Staatrechts, 3(1), 81-105. http;//doi-org//10.52447.sr.v3i1.4879.
Sagama.S. (2016). Analisis Konsep Keadilan, Kepastian Hukum & Kemanfaatan Dalam Pengelolaan Lingkungan. Mazahib, XV(1), 20-41. https//doi.org/OI: https://DOI:https;//doi.org/10.21093/mj.v15i1.590.
Setiawan.Heru & Wisnaeni. F. (2017), Rekonseptualisasi Kewengan Mahkamah Konstitusi Dalam Upaya Memaksimalkan Fungsi Mahkamah Konstitusi Sebagai The Guardian Of Contitution, Bmc Public Health, 5(1), 1-8. http://ejornal.poltektegal.ac.id/index.php/siklus/article/view/298%0Ahttp://repositorio.unan.edu.ni/2986/1/5624.pdf%0Ahttp://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?T=JS&P.
Widodo.M.F.S. Sudarsono. S. & Winarno. B. (2018). Kedudukan Organisasi Advokat Sebagai Wadah Tunggal Profesi Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi. Junal Ilmiah Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan, 3(2), 149. http://doi.org/10.17977/um019v3i2p149-158.
Jurnal
Anita Sinaga, N. (2020). Kode Etik Sebagi Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik. Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara, 10(2), 1–34. https://doi.org/10.35968/jh.v10i2.460
Arifin, S. (2018). Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Pendekatan Service-Learning Fakultas Dakwah dan Komunikasi , Universitas Ibrahimy Situbondo Pendahuluan Untuk menghadapi tantangan dan pengaruh perdagangan bebas di kawasan Asia , kita harus memaksimalkan peran pendidi. 08(02), 110–132.
Boboy, J. T. B., Santoso, B., & Irawati, I. (2020). Penyelesaian Sengketa Pertanahan Melalui Mediasi Berdasarkan Teori Dean G.Pruitt Dan Jeffrey
Z.Rubin. Notarius, 13(2), 803–818. https://doi.org/10.14710/nts.v13i2.31168
Kharlie, A. T., & Cholil, A. (2020). E-court and e-litigation: The new face of civil court practices in Indonesia. International Journal of Advanced Science and Technology, 29(2), 2206–2213.
Kurniati, N. (2016). "Mediasi-Arbitrase” Untuk Penyelesaian Sengketa Tanah. Sosiohumaniora, 18(3), 197. https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v18i3.10008
Malik, P., Sampara, S., & Qamar, N. (2020). Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 35 PUUXVI/2018 Tentang Organisasi Advokat. Journal of Lex Generalis (JLS), 1(7), 989–1011.
Mantili, R. (2021). Actio Pauliana Sebagai Upaya Perlindungan Bagi Kreditor Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Pkpu). Adhaper: Jurnal Hukum Acara Perdata, 6(2), 21. https://doi.org/10.36913/jhaper.v6i2.127
Maqfirah, R., Sipayung, Chairany Kartika, & Lubis, F. (2023). Peran Penting Organisasi Advokat Dalam Membentuk Karakter Sesuai dengan Kode Etik Keadovokat di Indonesia. As-Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga, 5(3), 713–723. https://doi.org/10.47467/as.v5i3.2851
Prasetio, E. R., & Rahmi, S. (2020). Kerugian Konstitusional Organisasi Advokat Dalam Menyelenggarakan Pendidikan Khusus Profesi Advokat Akibat Pemberlakuan Permenristekdikti Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Program Profesi Advokat Eko Riki Prasetio , Shaufy Rahmi Abstrak. Jurnal Hukum Staatrechts, 3(1), 81–105. https://doi.org/https://doi.org/10.52447/sr.v3i1.4879
Sagama, S. (2016). Analisis konsep keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan dalam pengelolaan lingkungan. Mazahib, XV(1), 20–41. https://doi.org/OI: https://doi.org/10.21093/mj.v15i1.590.
Setiawan, Heru and Wisnaeni, F. (2017). Rekonseptualisasi Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Upaya Memaksimalkan Fungsi Mahkamah Konstitusi Sebagai The Guardian Of Constitution. Bmc Public Health, 5(1), 1–8. https://ejournal.poltektegal.ac.id/index.php/siklus/article/view/298%0Ahttp://repositorio.unan.edu.ni/2986/1/5624.pdf%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.jana.2015.10.005%0Ahttp://www.biomedcentral.com/14712458/12/58%0Ahttp://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?T=JS&P
Widodo, M. F. S., Sudarsono, S., & Winarno, B. (2018). Kedudukan Organisasi Advokat Sebagai Wadah Tunggal Profesi Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 3(2), 149.
https://doi.org/10.17977/um019v3i2p149-158
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Negra Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advoat.
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang DIKTI.
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.