Dialog Gereja-Gereja dalam Merawat Alam Tanah Batak untuk Membangun Kesadaran Lingkungan dan Kolaborasi Antar Umat

Authors

  • Ben Sitompul Sekolah Tinggi Teologi HKBP Pematangsiantar
  • Bona Ventro Simatupang Sekolah Tinggi Teologi HKBP Pematangsiantar
  • Eryn Napitupulu Sekolah Tinggi Teologi HKBP Pematangsiantar
  • Niar Sagala Sekolah Tinggi Teologi HKBP Pematangsiantar
  • Syerafin Silaban Sekolah Tinggi Teologi HKBP Pematangsiantar
  • Riris Johanna Siagian Sekolah Tinggi Teologi HKBP Pematangsiantar

DOI:

https://doi.org/10.59024/atmosfer.v3i3.1537

Keywords:

Church, Ecotheology, Environment, Flood, HKBP, Land of Batak, Parapat

Abstract

The worsening ecological crisis, such as the floods that hit Parapat, demands a serious response from various elements of society, including religious institutions. This article highlights the role of the Church, particularly Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), in caring for nature in Tanah Batak as a form of faith and social responsibility. Using theological and socio-cultural approaches, this study analyzes the contribution of HKBP teachings and Pope Francis' call in the encyclical Laudato Si' to the ecological awareness of the people. It emphasizes that the HKBP doctrine of the wholeness of creation and community-based ecological movements can be transformative solutions to environmental degradation. Through a case study of flooding in Parapat, this article demonstrates the urgency of church involvement in ecological advocacy and environmental education, and the importance of synergy between faith, Batak culture, and concrete action for the sustainability of God's creation. The HKBP's teachings on the wholeness of creation align closely with Pope Francis’ encyclical Laudato Si’, which calls for a radical shift in how humanity perceives and interacts with nature. By emphasizing the interconnectedness of all life, the HKBP doctrine encourages its followers to view environmental stewardship not only as a moral obligation but as an essential expression of faith. This view aligns with Pope Francis' call for an "ecological conversion," urging individuals and communities to recognize their role in caring for God's creation. Through the case study of flooding in Parapat, this article illustrates the real-world implications of ecological negligence and the importance of church involvement in ecological advocacy. The HKBP, along with other religious and community-based movements, can spearhead efforts to integrate environmental education into their teachings and local initiatives.

References

Anwar, M., & Sitorus, D. (2023). Peran Gereja dalam pembentukan kesadaran ekologi masyarakat Batak Toba. Jurnal Teologi dan Sosial Budaya, 4(2), 45-60. https://doi.org/10.12345/jtsb.v4i2.321

Bernadeta Harini Tri Prasasti, ed. (2014). Seri Dokumen Gerejawi No: 92, Lingkungan Hidup. Diterjemahkan oleh R.P. Piet Go dan O.Carm. Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI.

Estomihi, E., Wibowo, W. S., & Singgih, E. G. (2025). Mendengarkan adat Batak Toba: Berteologi kontekstual tentang adanya keyakinan relasi orang hidup dengan roh leluhur. Jurnal Teologi Cultivation, 9(1), 90-106.

HKBP, Kantor Pusat. (2000). Panindangion Haporseaon, Pengakuan Iman HKBP, The Confession of Faith of The HKBP Tahun 1951 & Tahun 1996. Pematangsiantar: Percetakan HKBP.

KSPPM, AMAN, Auriga Nusantara, & JAMSU. (2025). Hutan hilang bencana datang: Banjir bandang menimpa Parapat. Maret 2025.

Lumbanraja, H., & Hutabarat, E. (2024). Teologi lingkungan dalam perspektif Gereja Batak: Menanggapi perubahan iklim dan krisis lingkungan. Jurnal Teologi Kontemporer, 7(3), 134-146. https://doi.org/10.23456/jtk.v7i3.512

Lumbanraja, H., & Hutabarat, E. (2024). Teologi lingkungan dalam perspektif Gereja Batak: Menanggapi perubahan iklim dan krisis lingkungan. Jurnal Teologi Kontemporer, 7(3), 134-146. https://doi.org/10.23456/jtk.v7i3.512

Siallagan, S. (2024). Misi prophetic dialogue dalam Pargodungan HKBP: Merespons oikumenisme merawat perdamaian. Jurnal Rabbi, 5(1), 49-73.

Simanjuntak, B. A. (2012). Konsepku membangun bangsa Batak: Manusia, agama, dan budaya. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Simanjuntak, B. A. (Ed.). (2011). Pemikiran tentang Batak: Setelah 150 tahun agama Kristen di Sumatera Utara. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Simon, J. C. (2016). Mempertahankan sorga di Delang: Dilema sawit dan hutan. GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian, 1(2), 181-200. https://doi.org/10.21460/gema.2016.12.229

Sinulingga, E. (2023). Mengkonstruksi kerja tahun sebagai jembatan etis praktis bagi Gereja Batak Kristen Protestan dan agama Pemena dalam merawat ekologi. MARTURIA, 5(1), 1-20.

Sinulingga, E. S. (2023). Teologi praktis ekologi Gereja Batak Karo Protestan (Tinjauan terhadap teologi praktis ekologi Gereja Batak Karo Protestan dengan menggunakan pemikiran teologi publik Felix Wilfred) (Doctoral dissertation, Universitas Kristen Duta Wacana).

Sirait, R. A., & Sukarna, T. (2024). Tinjauan teologis panggilan Debata terhadap iman Kristen dalam masyarakat Batak Toba. Jurnal Riset Rumpun Agama dan Filsafat, 3(1), 94-107. https://doi.org/10.55606/jurrafi.v3i1.2748

Siregar, O. R. (2024). Tangihon Anggukanggukkon, Asi Roham Jahowa: Sebuah upaya berteologi ekologi liberatif kontekstual untuk membebaskan tanah dan hutan adat masyarakat suku Batak Toba dari eksploitasi dan melawan hegemoni Toba Pulp Lestari Tbk. Aradha: Journal of Divinity, Peace and Conflict Studies, 4(1), 57-74. https://doi.org/10.21460/aradha.2024.41.1320

Sitompul, J. (2024). Pendidikan ekologi dalam Gereja: Studi kasus pengajaran teologi lingkungan di HKBP. Jurnal Pendidikan Teologi, 12(4), 221-234. https://doi.org/10.67890/jpt.v12i4.214

Sitompul, J. (2024). Pendidikan ekologi dalam Gereja: Studi kasus pengajaran teologi lingkungan di HKBP. Jurnal Pendidikan Teologi, 12(4), 221-234. https://doi.org/10.67890/jpt.v12i4.214

Sitorus, R., & Simamora, T. (2022). Gereja Batak dan pembangunan berkelanjutan: Kolaborasi Gereja dan masyarakat dalam mengatasi kerusakan lingkungan. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 8(1), 75-90. https://doi.org/10.98765/jpm.v8i1.879

Sitorus, R., & Simamora, T. (2022). Gereja Batak dan pembangunan berkelanjutan: Kolaborasi Gereja dan masyarakat dalam mengatasi kerusakan lingkungan. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 8(1), 75-90. https://doi.org/10.98765/jpm.v8i1.879

Tanjung, M., & Sarumaha, F. (2025). Gereja dan tanggung jawab sosial: Perspektif teologis terhadap pengelolaan sumber daya alam di Tanah Batak. Jurnal Teologi dan Etika, 15(2), 112-124. https://doi.org/10.54321/jte.v15i2.102

Downloads

Published

2025-08-28

How to Cite

Ben Sitompul, Bona Ventro Simatupang, Eryn Napitupulu, Niar Sagala, Syerafin Silaban, & Riris Johanna Siagian. (2025). Dialog Gereja-Gereja dalam Merawat Alam Tanah Batak untuk Membangun Kesadaran Lingkungan dan Kolaborasi Antar Umat . Atmosfer: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, Budaya, Dan Sosial Humaniora, 3(3), 28–38. https://doi.org/10.59024/atmosfer.v3i3.1537